Rabu, 21 Mei 2014

PENDIDIKAN AGAMA,AQIDAH DAN RUANG LINGKUPNYA



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,atas rahmat dan hidayahnya kita diberikan kesempatan dan kesehatan,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.Tidak lupa pula ucapan shalawat dan salam kita haturkan pada Nabi Besar Muhamad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya yang memberikan petunjuk kita semua kearah kebaikan.
Dalam penyusunan makalah ini kami membahas mengenai “Aqidah makna dan ruang lingkupnya” yang merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan langsung dengan sikap dan perilaku dalam masyarakat,berbangsa,dan bernegara.Demi terselesainya penyusunan makalah ini,tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyeesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini kami susun,semoga dapat memberikan manfaat demi kelancaran dan kemajuan ilmu Aqidah bagi kita semua

Penyusun























DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................................3
  2. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................3
  3. TUJUAN PENULISAN.................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN AQIDAH..............................................................................................5
  2. RUANG LINGKUP AQIDAH......................................................................................6
  3. TUJUAN DAN MANFAAT AQIDAH.........................................................................9

BAB III PENUTUP
  1. KESIMPULAN............................................................................................................11
  2. SARAN........................................................................................................................11














BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
            Ilmu yang paling utama adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT,sehingga orang yang tidak kenal Allah adalah orang yang bodoh,karena tidak ada orang yang lebih bodoh dari pada orang yang tidak mengenal penciptanya.Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap-lengkapnya dibanding dengan makhluk ciptaan lainnya.Maka manusia seharusnya memiliki aqidah.
            Begitu pentingnya aqidah Islam,karena aqidah adalah landasan semua tindakan bahkan merupakan landasan bangunan Islam.Aqidah itu dalam tubuh manusia ibarat kepalanya maka apabila suatu umat sudah rusak,bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih dulu.Disinilah pentingnya aqidah,apabila ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akhirat.Aqidah merupakan kunci menuju surga.Aqidah juga menjadi dasar dari seluruh hukum-hukum agama yang berada di atasnya.Aqidah Islam adalah tauhid,yaitu mengesakan Tuhan yang diungkapkan dengan syahadat pertama.Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam bersumber pada Al Qur’an dan sunah Rasul.Dasar pendidikan akhlak bagi seseorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan.Oleh karena itu jika seseorang beraqidah benar,niscaya akhlaknya pun juga akan baik,begitu juga sebaliknya,jika aqidah salah atau melenceng maka akhlaknya pun tidak benar.
            Sangat pentingnya pembahasan tentang aqidah inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang aqidah dalam kehidupan.      
 B. Rumusan Masalah
            Untuk mengkaji dan mengulas tentang aqidah dalam kehidupan,maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan,sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian aqidah?
b. Apa saja ruang lingkupnya?
c. Apa tujuan dan manfaat aqidah dalam kehidupan?





C. Tujuan dan manfaat penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Mengerti dan memahami tentang pengertian aqidah
2.  Mengerti dan memahami ruang lingkup aqidah
3.  Mengerti dan memahami tujuan dan manfaat aqidah dalam kehidupan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis,dan pembaca tentang aqidah dalam kehidupan dan dapat diimplimentasikan dalam kehidupan.






























BAB II

PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN AQIDAH

            a. Aqidah Secara Etimologi
            Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap sesuatu.
 Aqidah berasal dari kata “aqada” artinya ikatan dua utas tali dalam satu buhul sehingga bersambung. Aqad berarti pula janji, ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian.
          ‘Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.

b. Aqidah secara terminology
    1. Menurut Hasan Al Bana :

العقا عد هي الامور الّتي يجب أن يصدّق بها قلبك وتطمئنّ اليها نفسك وتكون يقينا عندك لا يما زجه ريب ولا يخا لطه شكّ
aqa’id ( bentuk jamak dari aqidah ) artinya beberapa perkara yang wajib diyakini oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu- raguan.
         2. Abu Bakar Jabir al Jazairy mengatakan

العقيدة هي مجموعة من قضا يا الحقّ البدهيّة المسلّمة بالعقل والسمع والفطرة يعقد عليها الانسان قلبها ويثنّي عليها صدره جازما بصحّتها قا طعا بوجودها وثبوتها لا يرى خلافها أنّه يصحّ أن يكون أبدا
aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapatlah ditarik beberapa butir kesimpulan berikut:
a). Setiap manusia memiliki fitrah tentang adanya Tuhan yang didukung oleh hidayah Allah berupa indera, akal, agama (wahyu), dan taufiqiyah, (sintesis antara kehendak Allah dengan kehendak manusia). Oleh karena itu, manusia yang ingin mengenal Tuhan secara baik harus mampu mengfungsikan hidayah- hidayah tersebut.
b). Keyakinan sebagai sumber utama aqidah itu tidak boleh bercampur dengan keraguan.
c). Aqidah yang kuat akan melahirkan ketentraman jiwa.
      d). Tingkat aqidah seseorang tergantung pada tingkat pemahamannya terhadap
      ayat-ayat qauliyah dan kauniyah.

B.     RUANG LINGKUP AQIDAH

Adapun penjelasan ruang lingkup pembahasan aqidah yang termasuk dalam Arkanul Iman, yaitu:

1.       Iman kepada Allah
Pengertian iman kepada Allah ialah:
·         Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah
·         Membenarkan dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluknya.
·          Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari sifat kekurangan yang suci pula dari menyerupai segala yang baru (makhluk).
Dengan demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala perbuatan dengan beribadah kepadanya, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, mengakui bahwa Allah swt. bersifat dari segala sifat, dengan ciptaan-Nya di muka bumi sebagai bukti keberadaan, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah.

2.       Iman Kepada Malaikat

Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyeru kita mengimankan sejenis makhluk yang gaib, yang tidak dapat dilihat oleh mata, tidak dapat dirasa oleh panca indera, itulah makhluk yang dinamai malaikat. Malaikat selalu memperhambakan diri kepada Allah dan patuh akan segala perintah-Nya, serta tidak pernah berbuat maksiat dan durhaka kepada Allah swt.
Mengenai nama-nama dan tugas para malaikat tidak bisa diperkirakan. Mereka juga ada perbedaan dan tingkatan-tingkatan, baik dalam kejadian maupun dalam tugas, pangkat dan kedudukannya baik yang berada dan tugas di alam ruh maupun ada yang bertugas di dunia.
Di antara nama-nama dan tugas malaikat adalah sbb :
·         Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi-nabi dan rasul
·          Malaikat Mikail, bertugas mengatur hal-hal yang berhubungan dengan alam seperti melepaskan angin, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
·         Malaikat Israfil, bertugas meniup terompet di hari kiamat dan hari kebangkitan nanti.
·         Malaikat Izrail (Malaikal maut) bertugas mencabut nyawa manusia dan makhluk hidup lainnya.
·         Malaikat Raqib dan Atid, bertugas mencatat amal perbuatan manusia
·          Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga dan memimpin para pelayan surga
·          Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka dan pemimpin para malaikat menyiksa penghuni neraka
·          Malaikat yang bertugas memikul Arasy
·          Malaikat yang menggerakkan hati manusia bentuk berbuat kebaikan dan kebenaran
·           Malaikat yang bertugas mendoaka orang-orang yang beriman supaya diampuni oleh Allah segala dosa-dosanya diberi ganjaran surga dan dijaga dari segala keburukan dan doa-doa lain.
Dengan beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, maka kita akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah swt. lebih bersyukur akan nikmat yang diberikan dan berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangannya. Karena malaikat selalu mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.

3.      Iman kepada kitab-kitab Allah

Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci itu memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Tuhan ialah beritikad bahwa Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang berhubungan itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi pedoman hidup manusia. baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik secara individu maupun masyarakat.
Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab Allah ialah mengimani sebagaimana yang diterangkan oleh Al-Qur’an dengan tidak menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang diturunkan Allah telah turun berjumlah banyak, sebanyak rasulnya. Akan tetapi, yang masih ada sampai sekarang nama dan hakikatnya hanya Al-Qur’an. Sedangkan yang masih ada namanya saja ialah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa dan Zabur kepada Daud.

4.      Iman kepada Nabi dan Rasul

Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia.
Di Al-Qur’an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya berfungsi juga sebagai rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada manusia dan menunjukkannya cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, berjalan-jalan, mati dan sifat-sifat manusia lainnya. Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi sekaligus Rasul terakhir tidak ada lagi rangkaian Nabi dan Rasul sesudahnya.
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-masing seperti yang diperintahkan oleh Allah.

5.      Iman kepada hari Akhir

Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir. Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama Islam, itu merupakan hari yang tidak diragukan lagi.
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung (hisab) amal perbuatan setiap orang yang suda dibebani tanggung jawab dan memberikan putusan ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihannya masing-masing.

6.       Iman kepada qada dan qadar

Dalam menciptakan sesuatu, Tuhan selalu berbuat menurut Sunnahnya, yaitu hukum sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali dalam hal-hal khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah Tuhan ini mencakup dalam ciptaannya, baik yang jasmani maupun yang bersifat rohani.
Makna qadar dan takdir ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.
Pengertian di atas sejalan dengan penggunaan qadar di dalam Al-Qur’an berbagai macam bentuknya yang pada umumnya mengandung pengertian kekuasaan Allah SWT, yang termasuk hukum sebab akibat yang berlaku bagi segala makhluk hidup maupun yang mati.






C.    TUJUAN DAN MANFAAT AQIDAH

Aqidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi seorang muslim. Keyakinan yang mendasar itu menopang seluruh perilaku, membentuk dan memberi corak dan warna kehidupannya dengan hubungannya dengan makhluk lain dan hubungan dengan Tuhan. Aqidah yang tertanam dalam jiwa seorang muslim akan senantiasa menghadirkan Allah. dalam pengawasan Allah semata- mata, karena itu perilaku- perilaku yang tidak dikehendaki Allah akan selalu dihindarkannya. Fungsi dan peranan aqidah dalam kehidupan manusia antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir, sejak lahir manusia telah memiliki potensi keberagamaan (fitrah). Aqidah islam berperan memenuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut, menuntun dan mengarahkan manusia pada keyakinan yang benar tentang Allah.
b) Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi.
c) Memberikan pedoman hidup yang pasti. Aqidah memberikan pengetahuan asal dan tujuan hidup manusia sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan akan lebih bermakna. Aqidah islam juga sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim menjadi lebih baik.
Aqidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Abu A’la Al Maududi menyebutkan pengaruh aqidah tauhid sebagai berikut:
1) Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik
2) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu akan harga diri
3) Membentuk manusia jujur dan adil
4) Menghilangkan sifat murung dan putus asa
5) Membentuk pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme
6) Menciptakan hidup damai dan ridha.
7) Membentuk manusia menjadi taat, patuh dan disiplin menjalankan perintah dan larangan Allah.

C. Tingkat- tingkatanan Aqidah
Aqidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan oleh orang lain. Ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu bergantung pada upaya orang itu. Iman pada dasarnya berkembang, ia bisa tumbuh subur atau sebaliknya. Iman yang tidak terpelihara akan berkurang, mengecil atau hilng sama sekali.
Tingkatan aqidah tersebut adalah:
a. Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya tanpa dipikirkan.
b. Yakin, yaitu keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dan dalil yang diperolehnya. Hal ini, memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih rasional dan lebih mendalam.
c. ‘Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang. Ia tidak mungkin terkecoh oleh argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.





































BAB III

PENUTUP



A.    KESIMPULAN

Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan :
1. Inti pokok ajaran Islam adalah aqidah firman Allah SWT, dan inti dari aqidah adalah  Tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah SWT Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia.
2. Ruang lingkup aqidah mencakup rukun Iman yang terdiri dari 6 aspek yaitu Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab-Kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada Hari Kiamat dan Iman Kepada Qada dan Qadar.
3. Tujuan dan manfaat aqidah sebagai pedoman pasti dalam kehidupan manusia yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa, karna pada dasarnya manusia sejak lahir telah menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang maha Esa

B.     SARAN      

Agar kita dapat memahami Aqidah dengan benar hendaknya mempunyai pemahaman yang mendalam tentang Aqidah sesuai dengan anjuran Al-Qur’an dalam kehidupan dan menerapkannya sesuai perintah dan larangan Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar