KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,atas rahmat dan hidayahnya
kita diberikan kesempatan dan kesehatan,sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.Tidak lupa pula ucapan shalawat dan salam kita haturkan
pada Nabi Besar Muhamad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya yang
memberikan petunjuk kita semua kearah kebaikan.
Dalam penyusunan makalah ini kami membahas mengenai “Aqidah makna dan
ruang lingkupnya” yang merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan langsung dengan
sikap dan perilaku dalam masyarakat,berbangsa,dan bernegara.Demi terselesainya
penyusunan makalah ini,tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami dalam menyeesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang bersifat membangun.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini kami susun,semoga dapat memberikan manfaat demi
kelancaran dan kemajuan ilmu Aqidah bagi kita semua
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................................3
- RUMUSAN MASALAH...............................................................................................3
- TUJUAN PENULISAN.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
- PENGERTIAN AQIDAH..............................................................................................5
- RUANG LINGKUP AQIDAH......................................................................................6
- TUJUAN DAN MANFAAT AQIDAH.........................................................................9
BAB III PENUTUP
- KESIMPULAN............................................................................................................11
- SARAN........................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Ilmu yang paling utama adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah
SWT,sehingga orang yang tidak kenal Allah adalah orang yang bodoh,karena tidak
ada orang yang lebih bodoh dari pada orang yang tidak mengenal
penciptanya.Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan
selengkap-lengkapnya dibanding dengan makhluk ciptaan lainnya.Maka manusia
seharusnya memiliki aqidah.
Begitu pentingnya aqidah Islam,karena aqidah adalah landasan semua tindakan
bahkan merupakan landasan bangunan Islam.Aqidah itu dalam tubuh manusia ibarat
kepalanya maka apabila suatu umat sudah rusak,bagian yang harus direhabilitasi
adalah aqidahnya terlebih dulu.Disinilah pentingnya aqidah,apabila ini
menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akhirat.Aqidah merupakan
kunci menuju surga.Aqidah juga menjadi dasar dari seluruh hukum-hukum agama
yang berada di atasnya.Aqidah Islam adalah tauhid,yaitu mengesakan Tuhan yang
diungkapkan dengan syahadat pertama.Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam
bersumber pada Al Qur’an dan sunah Rasul.Dasar pendidikan akhlak bagi seseorang
muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan.Oleh karena itu
jika seseorang beraqidah benar,niscaya akhlaknya pun juga akan baik,begitu juga
sebaliknya,jika aqidah salah atau melenceng maka akhlaknya pun tidak benar.
Sangat pentingnya pembahasan tentang aqidah inilah yang membuat penulis
tertarik untuk mengulas sedikit tentang aqidah dalam kehidupan.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang aqidah dalam kehidupan,maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan,sehingga penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Apa
pengertian aqidah?
b. Apa saja
ruang lingkupnya?
c. Apa tujuan
dan manfaat aqidah dalam kehidupan?
C. Tujuan
dan manfaat penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengerti dan memahami tentang pengertian aqidah
2. Mengerti dan memahami ruang lingkup aqidah
3. Mengerti dan
memahami tujuan dan manfaat aqidah dalam kehidupan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
penulis,dan pembaca tentang aqidah dalam kehidupan dan dapat diimplimentasikan
dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN AQIDAH
a. Aqidah Secara Etimologi
Aqidah
berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini
oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan
pembenaran terhadap sesuatu.
Aqidah berasal dari kata “aqada” artinya
ikatan dua utas tali dalam satu buhul sehingga bersambung. Aqad berarti pula
janji, ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian.
‘Aqidah menurut bahasa Arab
(etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang
berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan
kuat.
b. Aqidah secara
terminology
1. Menurut Hasan Al Bana :
العقا عد هي الامور الّتي
يجب أن يصدّق بها قلبك وتطمئنّ اليها نفسك وتكون يقينا عندك لا يما زجه ريب ولا
يخا لطه شكّ
aqa’id ( bentuk jamak
dari aqidah ) artinya beberapa perkara yang wajib diyakini oleh hatimu,
mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keragu- raguan.
2. Abu Bakar Jabir al Jazairy
mengatakan
العقيدة هي مجموعة من قضا
يا الحقّ البدهيّة المسلّمة بالعقل والسمع والفطرة يعقد عليها الانسان قلبها
ويثنّي عليها صدره جازما بصحّتها قا طعا بوجودها وثبوتها لا يرى خلافها أنّه يصحّ
أن يكون أبدا
aqidah adalah sejumlah
kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan
akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati
serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Berdasarkan kedua
pengertian tersebut, dapatlah ditarik beberapa butir kesimpulan berikut:
a). Setiap manusia
memiliki fitrah tentang adanya Tuhan yang didukung oleh hidayah Allah berupa
indera, akal, agama (wahyu), dan taufiqiyah, (sintesis antara kehendak Allah
dengan kehendak manusia). Oleh karena itu, manusia yang ingin mengenal Tuhan
secara baik harus mampu mengfungsikan hidayah- hidayah tersebut.
b). Keyakinan sebagai
sumber utama aqidah itu tidak boleh bercampur dengan keraguan.
c). Aqidah yang kuat akan
melahirkan ketentraman jiwa.
d). Tingkat aqidah seseorang tergantung
pada tingkat pemahamannya terhadap
ayat-ayat qauliyah dan kauniyah.
B.
RUANG LINGKUP AQIDAH
Adapun penjelasan ruang
lingkup pembahasan aqidah yang termasuk dalam Arkanul Iman, yaitu:
1. Iman kepada Allah
Pengertian
iman kepada Allah ialah:
·
Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah
·
Membenarkan dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya
menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap
makhluknya.
·
Membenarkan dengan yakin,
bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari sifat kekurangan
yang suci pula dari menyerupai segala yang baru (makhluk).
Dengan demikian setelah
kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala perbuatan dengan beribadah
kepadanya, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya,
mengakui bahwa Allah swt. bersifat dari segala sifat, dengan ciptaan-Nya di
muka bumi sebagai bukti keberadaan, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah.
2. Iman Kepada Malaikat
Di dalam Al-Qur’an banyak
ayat yang menyeru kita mengimankan sejenis makhluk yang gaib, yang tidak dapat
dilihat oleh mata, tidak dapat dirasa oleh panca indera, itulah makhluk yang
dinamai malaikat. Malaikat selalu memperhambakan diri kepada Allah dan patuh
akan segala perintah-Nya, serta tidak pernah berbuat maksiat dan durhaka kepada
Allah swt.
Mengenai nama-nama dan
tugas para malaikat tidak bisa diperkirakan. Mereka juga ada perbedaan dan
tingkatan-tingkatan, baik dalam kejadian maupun dalam tugas, pangkat dan
kedudukannya baik yang berada dan tugas di alam ruh maupun ada yang bertugas di
dunia.
Di antara
nama-nama dan tugas malaikat adalah sbb :
·
Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi-nabi dan
rasul
·
Malaikat Mikail, bertugas
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan alam seperti melepaskan angin,
menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
·
Malaikat Israfil, bertugas meniup terompet di hari kiamat dan hari
kebangkitan nanti.
·
Malaikat Izrail (Malaikal maut) bertugas mencabut nyawa manusia
dan makhluk hidup lainnya.
·
Malaikat Raqib dan Atid, bertugas mencatat amal perbuatan manusia
·
Malaikat Ridwan bertugas
menjaga surga dan memimpin para pelayan surga
·
Malaikat Malik, bertugas
menjaga neraka dan pemimpin para malaikat menyiksa penghuni neraka
·
Malaikat yang bertugas
memikul Arasy
·
Malaikat yang menggerakkan
hati manusia bentuk berbuat kebaikan dan kebenaran
·
Malaikat yang bertugas mendoaka orang-orang yang beriman
supaya diampuni oleh Allah segala dosa-dosanya diberi ganjaran surga dan dijaga
dari segala keburukan dan doa-doa lain.
Dengan beriman kepada
malaikat-malaikat-Nya, maka kita akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan
Allah swt. lebih bersyukur akan nikmat yang diberikan dan berusaha selalu
berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangannya. Karena malaikat selalu
mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.
3. Iman kepada kitab-kitab
Allah
Keyakinan
kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci itu
memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Tuhan ialah beritikad bahwa
Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang berhubungan
itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi
pedoman hidup manusia. baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik secara
individu maupun masyarakat.
Jadi, yang dimaksud
dengan mengimani kitab Allah ialah mengimani sebagaimana yang diterangkan oleh
Al-Qur’an dengan tidak menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang diturunkan
Allah telah turun berjumlah banyak, sebanyak rasulnya. Akan tetapi, yang masih
ada sampai sekarang nama dan hakikatnya hanya Al-Qur’an. Sedangkan yang masih
ada namanya saja ialah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil kepada
Nabi Isa dan Zabur kepada Daud.
4. Iman kepada Nabi dan
Rasul
Yakin pada
para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan antara Nabi dan
Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan
tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat
manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang
diterima kepada umat manusia.
Di Al-Qur’an disebut nama
25 orang Nabi, beberapa diantaranya berfungsi juga sebagai rasul ialah (Daud,
Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada
manusia dan menunjukkannya cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana manusia biasa
lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia yaitu makan, minum,
tidur, berjalan-jalan, mati dan sifat-sifat manusia lainnya. Nabi Muhammad saw.
sebagai Nabi sekaligus Rasul terakhir tidak ada lagi rangkaian Nabi dan Rasul
sesudahnya.
Seorang muslim wajib
beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya yang telah diutus oleh Allah SWT,
baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Seorang
muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan,
keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-masing seperti yang
diperintahkan oleh Allah.
5. Iman kepada hari Akhir
Rukun iman yang kelima
adalah keyakinan kepada hari akhir. Keyakinan ini sangat penting dalam
rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari akhirat
sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama Islam, itu merupakan hari
yang tidak diragukan lagi.
Hari akhirat ialah hari
pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung (hisab) amal perbuatan setiap
orang yang suda dibebani tanggung jawab dan memberikan putusan ganjaran sesuai
dengan hasil perbuatan selama di dunia.
Keimanan kepada Allah
berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini disebabkan keimanan
kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna
dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi tegaknya keadilan, harus ada
suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan memperoleh secara adil dan
sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihannya masing-masing.
6. Iman kepada qada dan qadar
Dalam menciptakan
sesuatu, Tuhan selalu berbuat menurut Sunnahnya, yaitu hukum sebab akibat.
Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali dalam hal-hal khusus
yang sangat jarang terjadi. Sunnah Tuhan ini mencakup dalam ciptaannya, baik
yang jasmani maupun yang bersifat rohani.
Makna qadar dan takdir
ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang ditetapkan olehnya
sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang
ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.
Pengertian di atas
sejalan dengan penggunaan qadar di dalam Al-Qur’an berbagai macam bentuknya
yang pada umumnya mengandung pengertian kekuasaan Allah SWT, yang termasuk
hukum sebab akibat yang berlaku bagi segala makhluk hidup maupun yang mati.
C.
TUJUAN DAN MANFAAT AQIDAH
Aqidah tauhid sebagai
kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi seorang muslim. Keyakinan yang
mendasar itu menopang seluruh perilaku, membentuk dan memberi corak dan warna
kehidupannya dengan hubungannya dengan makhluk lain dan hubungan dengan Tuhan.
Aqidah yang tertanam dalam jiwa seorang muslim akan senantiasa menghadirkan
Allah. dalam pengawasan Allah semata- mata, karena itu perilaku- perilaku yang
tidak dikehendaki Allah akan selalu dihindarkannya. Fungsi dan peranan aqidah
dalam kehidupan manusia antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Menuntun dan mengemban
dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir, sejak lahir manusia telah
memiliki potensi keberagamaan (fitrah). Aqidah islam berperan memenuhi
kebutuhan fitrah manusia tersebut, menuntun dan mengarahkan manusia pada
keyakinan yang benar tentang Allah.
b) Memberikan ketenangan
dan ketentraman jiwa. Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut
dan mendorong manusia untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang
pasti sehingga kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi.
c) Memberikan pedoman
hidup yang pasti. Aqidah memberikan pengetahuan asal dan tujuan hidup manusia
sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan akan lebih bermakna. Aqidah
islam juga sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi
kehidupan seorang muslim menjadi lebih baik.
Aqidah Islam sebagai
keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim.
Abu A’la Al Maududi menyebutkan pengaruh aqidah tauhid sebagai berikut:
1) Menjauhkan manusia
dari pandangan yang sempit dan picik
2) Menanamkan kepercayaan
terhadap diri sendiri dan tahu akan harga diri
3) Membentuk manusia
jujur dan adil
4)
Menghilangkan sifat murung dan putus asa
5) Membentuk pendirian
yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme
6) Menciptakan hidup
damai dan ridha.
7) Membentuk manusia
menjadi taat, patuh dan disiplin menjalankan perintah dan larangan Allah.
C. Tingkat- tingkatanan
Aqidah
Aqidah atau iman yang
dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan oleh orang lain. Ia memiliki
tingkatan-tingkatan tertentu bergantung pada upaya orang itu. Iman pada
dasarnya berkembang, ia bisa tumbuh subur atau sebaliknya. Iman yang tidak
terpelihara akan berkurang, mengecil atau hilng sama sekali.
Tingkatan aqidah tersebut
adalah:
a. Taqlid, yaitu tingkat
keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya tanpa dipikirkan.
b. Yakin, yaitu keyakinan
yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan
hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dan dalil yang diperolehnya. Hal ini,
memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil lain yang
lebih rasional dan lebih mendalam.
c. ‘Ainul Yakin, yaitu
tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan
mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan
dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap
sanggahan-sanggahan yang datang. Ia tidak mungkin terkecoh oleh argumentasi
lain yang dihadapkan kepadanya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari beberapa
uraian diatas dapat ditarik kesimpulan :
1. Inti pokok ajaran
Islam adalah aqidah firman Allah SWT, dan inti dari aqidah adalah Tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah SWT Maha
Esa, tidak ada Tuhan selain Dia.
2. Ruang lingkup aqidah
mencakup rukun Iman yang terdiri dari 6 aspek yaitu Iman kepada Allah, iman
kepada Malaikat, iman kepada Kitab-Kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada Hari
Kiamat dan Iman Kepada Qada dan Qadar.
3. Tujuan dan manfaat
aqidah sebagai pedoman pasti dalam kehidupan manusia yang dapat memberikan
ketenangan dan ketentraman jiwa, karna pada dasarnya manusia sejak lahir telah
menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang maha Esa
B. SARAN
Agar kita
dapat memahami Aqidah dengan benar hendaknya mempunyai pemahaman yang mendalam
tentang Aqidah sesuai dengan anjuran Al-Qur’an dalam kehidupan dan
menerapkannya sesuai perintah dan larangan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar